Selasa, 25 Oktober 2011

PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MESIN LISTRIK


LAPORAN
PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN MESIN LISTRIK





OLEH:
DAENG RAHMATULLAH             (085514244)



JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2010



A.             TEORI PENGANTAR
Pemeliharaan merupakan salah satu pekerjaan yang harus ada dalam kegiatan dilaboratorium dan bengkel. Peeliharaan harus dilakukan oleh tenaga khusus yang memahami karakteristik peralatan yang ada. Pemeliharaan harus dilakukan oleh tenaga khusus yang memahami karakteristik peralatan menukang, komponen-komponen dan peralatan listrik yang ada dilaboratorium atau bengkel.
Maksud pemeliharaan adalah agar peralatan menukang, komponen-komponen,mesin-mesin listrik dan peralatan listrik laboratorium atau bengkel tidak mudah rusak dan efisiensi kejanya tinggi.
Perbaikan mesin listrik dapat diartikan sebagai usaha untuk memulihkan kembali fungsi mesin listrik yang kurang berfungsi atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya dengan cara mengganti, menyempurnakan, membetulkan komponen-komponennya atau bagian dari mesin listris akibat kerusakan.
              Jika voltmeter DC tidak menunjuk tegangan, dapat dipastikan keruasakan terjadi pada generator penguatnya dan sebaliknya jika voltmeter AC tidak menujukkan tegangan tetapi voltmeter DC menunjuk tegangan sesuai dengan tegangan nominal generator penguat maka dapat dipastikan kerusakan terjadi pada generator sinkron.
Gangguan yang terjadi pada belitan kutub, antara lain disebabkan oleh:
1.      Hubung singkat antara belitan kutub dengan bodi.
2.      Hubung singkat antara kumparan magnet satu dengan kumparan magnet yang lain.
3.      Kumparan magnet putus.
4.      Rangkaian elektromagnetnya kurang baik.
Untuk menguji hubung singkat pada belitan kutub dengan bodi generator dapat dilakukan dengan menggunakan megger atau avometer. Salah satu colok dihubung pada cincin, colok satunya dihubungkan pada bodi mesin listrik dan posisi sikat harus terlepas. 

B.              BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
1.      Motor DC
2.      Motor AC
3.      Avometer atau Multimeter.


C.              GAMBAR











D.             LANGKAH KERJA
1.      Memastikan kutub mana yang akan diukur tahannannya.
2.      Mengambil avometer untuk menguji hubung singkat.
3.      Kutub motor DC yang akan diukur adalah : A – B, C – D, dan E – F.
4.      Kutub motor AC yang akan diukur adalah : U – X, V – Y, dan W – Z.
5.      Mencatat hasil pengukuran.
6.      Mengembalikan avometer kepada laboran.

E.              HASIL PENGAMATAN
Motor DC no 13
Belitan
Pengukuran
Keadaan
Spesifikasi
A – B
C – D
E - F
15 Ohm
100 Ohm
5 Ohm
Baik
Baik
Baik
HANSA
Type 410/1; Gen Nr 633630; 115 volt 33 A; 3,8 KW; 1450 Rpm.

Motor AC no 9
Belitan
Pengukuran
Keadaan
Spesifikasi
U – X
V – Y
W - Z
20 Ohm
20 Ohm
50 Ohm
Baik
Baik
Baik
SCHORCH
DM 01 Nr 114256/31; Type LK 932/4; 220/380 V; 11,9/6,85 A; cos φ 0,81; 1410 u/min 50Rpm.
F.               KESIMPULAN
Motor DC no.13
Belitan motor dalam keadaan baik tanpa ada hubung singkat atau putus. Tetapi keadaan casing motor baerkarat dan agak longgar pada cincin. Bersihkan bagian-bagian berkarat motor, dikencangkan cincinnya dan belit ulang bila perlu. Putaran rotornya masih bagus. Berilah pelumas supaya putaranya maksimal.

Motor AC no.9
Belitan motor dalam keadaan baik tidak ada yang terhubung singkat atau putus. Tetapi keadaan yang berkarat dan agak longgar pada cincin mengakibatkan motor tidak dapat digunakan. Agar bisa digunakan lagi motor harus dibersihkan, dikencangkan cincinnya dan belit ulang bila perlu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar