Selasa, 25 Oktober 2011

PEMBANGKIT HIDRO PROSPEK PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) SKALA BESAR MAMBERAMO I, MAMBERAMO II, DAN EDI VALLEN DI IRIAN JAYA



PEMBANGKIT HIDRO
PROSPEK PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

SKALA BESAR MAMBERAMO I, MAMBERAMO II, DAN EDI VALLEN DI IRIAN JAYA















DAENG RAHMATULLAH
NIM. 085514244










S1 TTL 2008
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2011



Daftar Isi




1. Pendahuluan           .           .           .           .           .           .           .           .           .           .       1

2. Kondisi Kelistrikan di Irian Jaya    .           .           .           .           .           .           .           .       2

3. Prospek Pemanfaatan PLTA di DAS Mamberamo                        .           .           .           .       3

4. Aspek-Aspek Pemanfatan PLTA   .           .           .           .           .           .           .           .       6

4.1. Pengembangan Industri Padat Energi             .           .           .           .           .           .       6


4.2. Aspek Ekonomi
.
.
.
.
.
.
.
.
.
7

4.3. Aspek Gempa

.

.

.

.

.

.

.

.

.

7

4.4. Analisis SWOT

.

.

.

.

.

.

.

.

.

8


5. Kesimpulan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
8

Daftar Pustaka

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

9







































i



PROSPEK PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) SKALA BESAR MAMBERAMO I, MAMBERAMO II, DAN EDI VALLEN DI IRIAN JAYA







Abstract

Mamberamo River in Irian Jaya have abundant hydroelectric potential with installed capacity is about 12,284 MW. Preliminary study show that 3 locations : Mamberamo I, Mamberamo II, and Edi Vallen have potential to
be  developed  at  the  early  stages  if  energy  intensive  industries  were  also developed  in  this  region.  Utilization  of  big  scale  hydroelectric  power  in Mamberamo River need to analyze all of the development aspects.


1.   Pendahuluan

Potensi tenaga air di Indonesia diperkirakan sebesar 74,9 GW yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.  Energi  yang  dapat  dibangkitkan  adalah  sekitar  401.646  GWh  per  tahun  yang  setara dengan 2,5 juta barel BBM per hari yang dibangkitkan dengan pembangkit tenaga termal. Sepertiga dari  potensi  tenaga  air  tersebut  terdapat  di  Irian  Jaya  dan  sebagian  besar  di  Kalimantan  dan Sumatera.  Pemanfaatan  tenaga  air  untuk  PLTA  sampai  saat  ini  kurang  lebih  5,3  %  dari  seluruh potensi yang ada. Dengan masih rendahnya persentasi pemanfaatan ini pengembangan di masa yang akan  datang  perlu  ditingkatkan  dengan  cara  pembangunan  proyek  terpadu  untuk  berbagai  tujuan yang tidak hanya untuk PLTA.
Di Irian Jaya potensi tenaga air diperkirakan mencapai 22,3 GW. Dari jumlah tersebut potensi di Daerah Aliran Sungai (DAS) Mamberamo mencapai 12.284 MW. Sungai Mamberamo merupakan gabungan dua sungai besar yaitu Sungai Taritatu yang mengalir dari arah Timur dan Sungai Tariku yang mengalir dari arah Barat. Kedua aliran sungai ini bertemu di Papasena dan menjadi Sungai Mamberamo dengan panjang mencapai 650 km yang mengalir dari arah Barat Laut yang akhirnya
bermuara di Samudra Pasifik. Luas total DAS Mamberamo adalah 79.440 km2  yang hampir sama

dengan luas Pulau Jawa.

Ditinjau dari kondisi topografi, DAS Mamberamo dapat dikelompokkan menjadi 3 alur sungai yaitu alur sungai di bagian hulu yang terletak di pegunungan, alur bagian tengah yang terbentang di dataran tinggi yang datar dan cukup luas, dan alur hilir yang terletak di perbukitan yang berlanjut di





1



dataran  rendah  berawa-rawa  di  pesisir  utara.  Ditinjau  dari  kondisi  hidrologi,  DAS  Mamberamo mempunyai  potensi  sumber  daya  air  sekitar  4.530  m3/detik  dan  rata-rata  curah  hujan  tahunan sebesar 2.788 mm dengan distribusi curah hujan yang hampir merata sepanjang tahun.
Hambatan utama yang dihadapi untuk memanfaatkan tenaga air di Irian Jaya adalah kebutuhan tenaga listrik yang masih sangat kecil dan pusat bebannya terpisah-pisah. Dalam studi pendahuluan
ini akan dibahas prospek pemanfaatan PLTA Mamberamo I, Mamberamo II, dan Edi Vallen di Irian Jaya  dengan  cara  mengembangkan  industri  yang  padat  energi.  Hal  ini  sejalan  dengan  tekad pemerintah untuk mengembangkan Kawasan Timur Indonesia (KTI).


2.  Kondisi Kelistrikan di Irian Jaya

Berdasarkan data tahun 1994 jumlah penduduk Irian Jaya sekitar 2 juta orang yang tersebar di

10  daerah  tingkat  II  dengan  luas  daerah  415.000  km2.  Kepadatan  penduduk  masih  sangat  rendah yaitu  kurang  dari  5  penduduk  per  km2.  Konsumsi  tenaga  listrik  juga  masih  sangat  rendah  yaitu kurang dari 100 kWh/tahun/kapita.
Kapasitas  terpasang  pembangkit  listrik  di  Irian  Jaya  saat  ini  sebesar  466,8  MW  terdiri  atas pembangkit PLN sebesar 204,7 MW dan sisanya captive power sebesar 262,1 MW. Peranan BBM khususnya  minyak  diesel  masih  sangat  dominan  (77,2  %)  sedangkan  sisanya  PLTA  21,9  %  dan PLTG  0,9  %.  Konsumsi  energi  selama  lima  tahun  terakhir  ini  tumbuh  sebesar  12,4  %  pertahun. Sektor rumah tangga tumbuh sebesar 12,1 %, komersial sebesar 19 %, perhotelan sebesar 18,4 %, dan industri sebesar 14,1 %.


Tabel 1. Kapasitas Terpasang Pembangkit Listrik di Irian Jaya

Satuan MW
PLN
Captive Power
Total
IUKS
IUKU
PLTA
0,48
5,60
96,00
102,08
PLTD
204,24
156,06
-
360,30
PLTG
-
4,48
-
4,48
Total
204,72
166,14
96,00
466,86
Sumber : Pratomo, 1997.


Prakiraan kebutuhan tenaga listrik dari PLN di Irian Jaya akan mencapai 254 GWh pada tahun

1998, 383 GWh pada tahun 2003 dan 648 GWh pada tahun 2008. Pertumbuhan ini sekitar 10 % per tahun.  Untuk  memenuhi  permintaan  tersebut  diperlukan  tambahan  daya  masing-masing  25  MW pada  tahun  1998,  94  MW  pada  tahun  2003  dan  176  MW  pada  tahun  2008.  Proyek-proyek  PLN yang saat ini sedang tahap konstruksi diperlihatkan pada Tabel 2.




2





Tabel 2. Rencana Pengembangan Pembangkit PLN

Nama Proyek
Kapasitas
(MW)
Tahun
Operasi
PLTM
-       Werba
-       Wamena

1.4
1 (2 unit)

1997
1998
PLTD
-       Irian Jaya
-       Fak-fak
-       Manokwari
-       Nabire
-       Jayapura
-       Sorong

0.5
1
3 (3 unit)
2 (2 unit)
6
2.8

1996
1997
1997
1997
1997
1998
Sumber : Departemen Pertambangan dan Energi, 1996


Seperti  terlihat  dalam  rencana  pengembangan  PLN,  pembangkit  listrik  di  masa  depan  masih akan didominasi oleh PLTD. Untuk mengurangi ketergantungan pada penggunaan minyak diesel, PLN  sedang  menjajagi  pengembangan  PLTA  skala  menengah  yaitu  :  PLTA  Warsamson  dengan kapasitas 45 MW di Sorong dan PLTA Genyem dengan kapasitas 23 MW di Jayapura.


3.   Prospek Pemanfaatan PLTA di DAS Mamberamo

Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan (reservoir) dan keluaran danau (lake outlet),  sedangkan  tipe  aliran  langsung  dapat  berupa  aliran  langsung  sungai  (run-off  river)  dan aliran langsung dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam).
PLTA mempunyai kelebihan dibandingkan pembangkit listrik tenaga termal. Beberapa kebaikan

PLTA di antaranya :

·    masa  guna  melebihi  50  tahun  dan  dapat  diperpanjang  lagi  melalui  renovasi  kerena  PLTA

termasuk jenis energi yang terbarukan.

·    tingkat efisiensi dapat di atas 90 %.

·    Peran  PLTA  dalam  jaringan  listrik  disamping  untuk  substitusi  tenaga  termal  juga  dapat berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi.
Meskipun PLTA mempunyai banyak kelebihan, apabila pertimbangan hanya didasarkan aspek pertumbuhan  semata  maka  pemanfaatan  PLTA  di  Irian  Jaya  pada  umumnya  dan  di  Sungai Mamberamo  pada  khususnya  masih  akan  memerlukan  waktu  yang  sangat  lama.  Namun  potensi tersebut  dapat  segera  dimanfaatkan  bila  ada  suatu  industri  padat  energi  yang  dikembangkan  di




3



daerah  tersebut.  Hal  ini  sejalan  dengan  kebijaksanaan  pemerintah  untuk  mengembangkan  KTI. Keterlibatan  pihak  swasta  untuk  investasi  dalam  industri  padat  energi  maupun  PLTA  juga  perlu didukung dengan pemberian kemudahan dan insentif.




Gambar 1. PLTA Dengan Menggunakan Dam



Dari hasil evaluasi di Sungai Mamberamo, ada tiga lokasi yang potensial untuk dikembangkan pada  tahap  awal  yaitu  Mamberamo  I  (Batavia  Versnellingen)  dengan  kapasitas  5.695  MW, Mamberamo II (Marine Vallen) dengan kapasitas 930 MW, dan Edi Vallen dengan kapasitas 650
MW.

Lokasi   awal   pemanfaatan   dipilih   di   Kasonaweja.   PLTA   Kasonaweja   terletak   di   Desa

Kasonaweja,  Kecamatan  Mamberamo  Tengah,  Kabupaten  Jayapura.  Secara  geografis  terletak  di

2o17'14'' LS dan 138o2'47'' BT. Elevasi di hilir adalah 25 m, sedangkan tinggi bendungan mencapai

50  m  dengan  lebar  400  m.  Diharapkan  debit  air  konstan  sebesar  4.400  m3/s.  Dengan  ketinggian jatuh  air  sebesar  15  m  akan  diperoleh  PLTA  dengan  kapasitas  650  MW.  Daya  sebesar  ini diperuntukkan bagi pengembangan kawasan hilir Sungai Mamberamo.
















4





















Gambar 2. Lokasi Mamberamo I, Mamberamo II dan Edi Valen


PLTA  Kasonaweja  mempunyai  manfaat  serba  guna.  Disamping  untuk  pembangkit  listrik  juga digunakan untuk :
·    Irigasi, yang bermanfaat untuk :

-     mengairi daerah pertanian seluas 200.000 ha di daerah Mamberamo hilir

-     air baku kawasan agroindustri

-     air baku untuk air minum di kawasan pantai

·    Terusan

PLTA  dilengkapi  dengan  terusan  yang  dapat  digunakan  untuk  lalu  lintas  sungai.  Dengan terusan ini lalu lintas sungai tidak tergantung lagi pada kondisi musim
·    Tangga Ikan

Bendungan dilengkapi dengan tangga ikan untuk menjadi kelestarian beberapa jenis ikan yang bertelur di daerah hulu.


Bendungan  PLTA  direncanakan  dari  timbunan  batu  (random  rockfill)  sedangkan  bagian pelimpahannya  dari  beton.  Bahan  baku  dapat  diambil  dari  bongkahan  batuan  yang  tercampur dengan batu lempung. Batuan pasir untuk beton dapat diperoleh dari batuan aluvial di sebelah hilir lokasi bendungan. Pintu dan komponen hidro mekanik memakai bahan dari baja.











5


















    
Gambar 3. Rencana PLTA Edi Valen di Kasonaweja



4.   Aspek-Aspek Pemanfatan PLTA

Pemanfaatan PLTA skala besar memerlukan analisis yang rinci tentang berbagai aspek. Aspek- aspek tersebut akan dibahas secara garis besar di bawah ini.


4.1 Pengembangan Industri Padat Energi

Industri pemula yang dapat dikembangkan sebagai pamacu pertumbuhan di DAS Mamberamo adalah  industri  yang  padat  energi.  Beberapa  jenis  industri  mineral  seperti  industri  aluminium, besi/baja,  tembaga  dan  nikel  memiliki  potensi  untuk  dikembangkan.  Industri  aluminium  meliputi pemrosesan bauksit menjadi alumina dan pemrosesan alumina menjadi aluminium. Proses reduksi alumina menjadi aluminium memerlukan energi yang besar yaitu sekitar 80 % dari total kebutuhan energi di industri aluminium.
Pada  industri  besi/baja,  proses  reduksi  besi,  peleburan  dan  pencetakan  besi/baja  memerlukan

energi  yang  besar.  Biasanya  listrik  digunakan  di  tungku  listrik  yang  memungkinkan  dibuat  alloy yang memerlukan suhu yang tinggi. Sedangkan di industri pengolahan tembaga, energi digunakan untuk  pembuatan  konsentrat  tembaga  dan  pengambilan  logam  tembaga  dari  konsentrat.  Pada





6



industri  nikel,  proses  pengolahan  nikel  dapat  dibagai  menjadi  dua  proses.  Proses  hidrometalurgi untuk  pengambilan  logam  dengan  proses  pelarutan  dengan  penambahan  bahan  kimia.  Proses pirometalurgi untuk pengambilan logam dengan cara pemanasan.


4.2 Aspek Ekonomi

Biaya pembangkitan PLTA relatif rendah bila dibandingkan dengan pembangkit tenaga listrik lainnya. Secara umum biaya investasi bervariasi antara 2.000 - 3.000 US $/kW. Sedangkan biaya operasi  dan  perawatan  berkisar  antara  3  -  15  US  $/kW.  Biaya  pembangkitan  PLTA  dapat  murah karena :
-     tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar

-     umur teknis PLTA yang panjang bahkan dapat lebih dari 50 tahun

-     keandalan yang tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah unit cadangan yang diperlukan, dan

-     pembangunannya   dapat   dilakukan   secara   bertahap   sesuai   dengan   kebutuhan   pada   saat pembangunan.
Untuk  keperluan  pengembangan  PLTA  dan  industri  sangat  memerlukan  investor  asing.  Peran

pemerintah    diharapkan    untuk   membangun    infrastruktur    sedangkan    investor    asing    untuk pembangunan industri serta PLTA. Biaya yang diperlukan untuk keperluan tersebut dirangkumkan pada Tabel 3. Total perkiraan biaya untuk tahap awal antara 12.600 - 26.900 juta dolar Amerika.


Tabel 3. Perkiraan Biaya Investasi untuk Tahap Awal


Description
Funded by
Estimated Cost
(million US $)
I.
Dam & Hydroelectric
Power Plant
Investor / BOT
1,000 - 2,000
II.
Pioneer Industries
-       Steel Industry
-       Pulp and Paper
-       Petrochemical
-       Shipyard

Investor Investor Investor Investor

5,000 - 10,000
1,000 - 2,000
4,000 - 10,000
1,000 - 2,000
III.
Basic Infrastructure
Government
400 - 600
IV.
Industrial Estate
Developer
200 - 300


4.3 Aspek Gempa

Berdasarkan dara dari Badan Meteorologi dan Geofisika, DAS Mamberamo termasuk ke dalam jalur  gempa  tektonik  dengan  intensitas  gempa  yang  tinggi.  Hasil  analisis  menunjukkan  bahwa episentrum pada umumnya dangkal (< 60 km) dari permukaan yang berakibat sangat merusakkan tatanan  di  permukaan  bumi.  Arah  gaya  gempa  biasanya  Utara  -  Selatan  sesuai  dengan  arah




7



tumbukan lempeng, sehingga bangunan yang memanjang harus diusahakan berarah Timur - Barat. Perencanaan   bendungan   sebaiknya   dilengkapi   dengan   anlisis   runtuh   bendungan   (dam   break analysis)  untuk  mengantisipasi  terhadap  keselamatan  penduduk  yang  bermukim  di  bagain  hilir bendungan.


4.4 Analisis SWOT

Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) terdiri atas faktor internal yang bisa dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin sulit dikontrol. Kedua sisi dianalisis supaya dapat disusun suatu strategi sehingga tercapai keberhasilan dan mempunyai daya saing. Dari faktor internal bisa diidentifikasi kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) sedangkan dari faktor eksternal berupa peluang dan ancaman (opportunity and threat). Berikut ini adalah analisis SWOT bila pembangunan PLTA dan industri padat energi dibangun di DAS Mamberamo.
·    Kekuatan (strength)

-     Sumber energi air yang melimpah dengan harga yang relatif murah

-     Akses ke bahan baku untuk industri padat energi relatif mudah

·    Kelemahan (weakness)

-     Sumber daya manusia yang masih kurang, baik dalam kualitas maupun kuantitas

-     Sumber dana pemerintah yang terbatas

-     Kelemahan terhadap akses teknologi

·    Peluang (opportunity)

-     Menghadapi era pasar global maka akan lebih menguntungkan dengan pembangunan industri yang dekat dengan sumber energi dan bahan baku.
-     Kebijaksanaan pemerintah untuk memajukan wilayah KTI.

-     Adanya kemudahan dan insentif bagi investor yang berminat mengembangkan wilayah KTI

·    Ancaman (threat)

-     Ketergantungan pada pendanaan bersyarat luar negeri

-     Tingkat erosi di sepanjang aliran sungai relatif besar.



5. Kesimpulan

Studi pemanfaatan PLTA Mamberano I, Mamberamo II, dan Edi Vallen masih dalam tahap preliminary study sehingga masih banyak yang perlu disempurnakan dengan data-data yang lebih teliti. Meskipun demikian dari studi ini terlihat pembangunan PLTA mempunyai prospek yang baik





8



bila dilakukan secara terpadu dengan pengembangan industri padat energi. Beberapa aspek dalam pengembangan terlihat ada yang merupakan kekuatan dari pengembangan ini dan sebagian ada juga kelemahannya yang masih memerlukan perhatian yang lebih serius untuk menanggulanginya.


Daftar Pustaka

1.   Departemen Pertambangan dan Energi, Penjabaran Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional

(RUKN), 1996.

2.   Suharyono, H., 1997. Strategi Pemanfaatan Potensi Listrik Tenaga Air di Daerah Aliran Sungai

(DAS) Mamberamo, Irian Jaya, Dipresentasikan pada Seminar Energi Nasional V - 1997, Balai

Sidang Jakarta  Jakarta 9-11 September.

3.   Sihombing, P., 1997. Pengembangan Potensi Hydro Skala Besar di Irian Jaya, Dipresentasikan pada  Seminar  and  Workshop  on  Mamberamo  River  Catchment  Area  Development  :  As  a Growth Area in Eastern Part of Indonesia, Balai Sidang Jakarta, Jakarta 7-8 April.
4.   Departemen Pekerjaan Umum. 1997, Vol. 1 : Laporan Utama Studi Potensi dan Pengembangan

Sumber Daya Air Sungai Mamberamo Tahap II.

5.   Pratomo,  Y.  1997.  Kebijaksanaan  Pemerintah  dalam  Memanfaatkan  Tenaga  Air  di  Daerah Aliran   Sungai   Mamberamo   untuk   Memenuhi   Kebutuhan   Energi   di   Masa   Mendatang, Dipresentasikan   pada   Seminar   and   Workshop   on   Mamberamo   River   Catchment   Area Development : As a Growth Area in Eastern Part of Indonesia, Balai Sidang Jakarta, Jakarta 7-8
April.






























9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar